![]() |
| Tangkapan layar Nama pemilik akun/ist |
SERANG — Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Serang berencana melaporkan akun TikTok @laen.london (LAEN_LONDON_CEO_GROUP) ke Subdit V Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten. Laporan tersebut terkait dugaan penistaan agama dan ujaran kebencian dalam siaran langsung yang dilakukan pemilik akun.
Ketua PEWARNA Serang, Shauth Maressha M. Munthe, atau akrab disapa Josh Munthe, menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah hukum atas konten yang dinilai menyinggung umat Kristen.
“Ya betul, kami akan melaporkan akun TikTok @laen.london ke tim siber Polda Banten atas dugaan ujaran kebencian dan dugaan penistaan agama yang mengolok-olok kitab suci umat Kristen,” ujar Josh, Senin (1/9/2025).
Josh menuturkan pihaknya telah berkonsultasi dengan sejumlah pihak, termasuk melakukan komunikasi awal dengan Siber Polda Banten, untuk memastikan apakah tindakan pemilik akun memenuhi unsur pidana sebagaimana diatur dalam UU ITE atau UU Penistaan Agama. Kepastian tersebut akan diuji setelah laporan resmi dibuat.
Dalam cuplikan video yang viral, pemilik akun diduga melontarkan berbagai bentuk penghinaan, termasuk tantangan membakar Alkitab. Ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ucapan tersebut antara lain berbunyi:
“Kau bangkrutkan aku Tuhan… Kalau Tuhan bisa bangkrutkan saya berarti Tuhan jago. Ini buat Tuhan… Ambil Alkitabmu, kalau ada Alkitab di sini sudah saya bakar. Ambil Alkitab sekarang, aku bersumpah akan membakarnya.”
Pada potongan lain, ia juga terdengar mengeluarkan kata-kata kasar dan makian yang menyinggung nama Tuhan. Pemilik akun turut memperlihatkan sejumlah uang yang ditaruh di tanah serta diletakkan di telapak kakinya, seolah menunjukkan kesombongan dan klaim bahwa dirinya tidak akan mengalami kebangkrutan meski menantang Tuhan.
Rangkaian ujaran bernada kebencian itu memicu keresahan dan kecaman dari masyarakat serta warganet, yang mendukung langkah PEWARNA Serang membawa persoalan ini ke ranah hukum.
Saat dimintai klarifikasi, pemilik akun menyampaikan permohonan maaf melalui pesan singkat, di antaranya:
“Siap ijin salah ketua. Siap sudah ku klarifikasi, Guru. Sahalinai, ijin maaf Guru.”
Namun, menurut Josh, permohonan maaf tersebut dinilai tidak tulus dan tidak proporsional dengan dampak pernyataannya.
“Saya tidak main-main. Meskipun dia meminta maaf dengan mudah dan terkesan tidak serius, saya tetap akan melaporkannya. Sebagai umat Kristen, saya tersinggung dengan pernyataan itu. Ini bukan ancaman, tapi peringatan agar siapa pun bijak bermedia sosial dan menghindari SARA, karena ini hal sensitif,” tegas Josh.(PS)
.jpg)

.jpg)